Mulai Kamis (25/7) dini hari, Bandara Internasional Kuala Namu di Deli Serdang akan memulai kiprahnya dalam dunia penerbangan Indonesia. Bandara itu akan menggantikan peran Polonia yang mulai usang tertinggal jaman.
Dengan demikian, untuk seterusnya, seluruh kegiatan pelayanan operasional penerbangan dari dan menuju Medan dilakukan di Bandara Kualanamu, kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S Sunoko, Selasa (23/7).
Bandara Internasional Kualanamu berjarak sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Medan. Bandara terbesar kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta ini diorietasikan menjadi hub penerbangan internasional untuk kawasan regional Asia.
Setidaknya, hingga saat ini, sudah ada 15 maskapai penerbangan yang siap untuk melayani penerbangan dari dan ke Kuala Namu. Antara lain, Susi Air, Wings Air, Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air. Kemudian, Sky Avation, Indonesia AirAsia, Tiger Mandala, Citilink.
Lalu, Mihin Lanka, Malaysia Airlines, AirAsia Berhad. Selain itu, Firefly, Silk Air, Singapore Airlines.
Sebagai bandara yang digadang-gadang pemerintah untuk menjadi hub penerbangan internasional, Kuala Namu tentunya harus dibangun dengan sejumlah keunggulan. Berdasarkan penelusuran merdeka.com, setidaknya ada empat keunggulan Kuala Namu yang belum ada di bandara lain untuk sementara ini.
1. Daya tampung
Daya tampung Bandara Kuala Namu hampir mencapai sepuluh kali lipat ketimbang Polonia. Jika saat ini Bandara Polonia berdaya tampung 900 ribu pergerakan penumpang per tahun, Kuala Namu mampu melayani pergerakan sebanyak 8,1 juta penumpang per tahun.
Pada pengembangan selanjutnya, Kuala Namu di desain mencapai kapasitas maksimal untuk melayani hingga 22,1 juta pergerakan penumpang per tahun. Dengan panjang runway mencapai 3.750 meter, bandara tersebut akan cukup mampu menampung pesawat berbadan besar, semisal, Boeing seri 747 dan Airbus A-380
2. Proses pendaftaran (check-in)
Bandara Kualanamu menerapkan sistem terbuka dengan area check-in yang luas. Berbeda dengan Polonia, di area tersebut terdapat 80 konter check-in yang telah dilengkapi teknologi Baggage Handling System (BHS). Ini merupakan teknologi penanganan bagasi otomatis pertama yang digunakan oleh bandara di Indonesia. Selain memiliki tingkat pendeteksi keamanan tertinggi (Level 5), teknologi ini memungkinkan penumpang untuk melakukan pendaftaran bagasi di konter manapun tanpa takut barangnya tertukar jadwal penerbangan.
3. Kereta api
Di saat kereta api (KA) Bandara Soekarno-Hatta masih sebatas angan-angan, Kuala Namu malah sudah berwujud. Ini menjadikan KA Kuala Namu sebagai fasilitas khusus berbasis rel pertama bagi bandara di Indonesia. Transportasi yang dikelola PT Railink ini bakal mengantar dan menjemput penumpang dari Stasiun Besar Medan menuju Bandara Kuala Namu juga sebaliknya.
Setiap harinya, KA pertama akan nge-rel dari stasiun Medan ke Kuala Namu pada pukul 03.55 WIB. Sebaliknya, kereta api terakhir akan beranjak dari Kuala Namu menuju Medan, pukul 24.15 WIB. Tarif sekali jalan untuk KA Bandara ini adalah Rp 80.000 per orang, dengan waktu tempuh rata-rata selama 45 menit.
4. Hotel transit tarif dalam bandara
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti mengatakan bakal ada hotel transit yang akan dibangun di lantai 2 Bandara Kuala Namu. Hotel itu bisa dimanfaatkan oleh penumpang yang enggan pergi ke pusat Medan lantaran jarak yang terlalu jauh. Rencananya, setiap kamar di hotel itu akan dikenakan tarif per jam, sehingga membuatnya sedikit lebih mahal dari kebanyakan hotel transit di bandara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar