Kamis, 25 Juli 2013

Sembilan kota mati tersohor sejagat

1. Prypiat, Ukraina Utara

Kota besar di tempat paling terasing di Ukraina utara ini merupakan bekas perumahan para
pekerja kawasan nuklir Chernobyl. Kawasan ini langsung menjadi kota mati setelah terjadi
bencana nuklir menewaskan hampir 50 ribu jiwa.
Kini lokasi itu menjadi museum dan bagian sejarah erat kaitannya dengan Uni Sovyet.
Nampak terlihat bangunan apartemen, kolam renang, rumah sakit, dan lainnya hancur.
Semua isi dalam bangunan ditinggalkan begitu saja seperti pelbagai dokumen, televisi,
mainan anak, pakaian, serta benda-benda lain.

2. Sah Zhi, Taiwan

Di utara Taiwan pernah dibangun sebuah kampung bernuansa masa depan (futuristik)
dengan bangunan mirip obat tablet. Awalnya ini hanya sebagai tempat peristirahatan mewah
untuk para taipan Taiwan. Namun banyak kecelakaan fatal saat proyek pembangunannya berlangsung akhirnya dihentikan.
Pembangunan ditambah mengalami kesulitan dana dan sumber daya manusia. Akhirnya
proyek tempat ini benar-benar dihentikan. Sah Zhi menjadi kota mati dan konon dihuni para
hantu dari para pekerja yang tewas saat membangun kota itu.

3. Craco, Italia

Kota Craco terletak di wilayah Basilicata, Italia, dekat Teluk Taranto. Kota ini khas dengan
perbukitan dan masyarakatnya hidup sejahtera menjadi petani gandum.
Namun pada 1922 bencana alam mulai menimpa Craco. Cuaca buruk serta gempa bumi,
tanah longsor, dan perang dunia pertama membuat kota dengan populasi sekitar 2.000
orang ini bermigrasi ke Amerika Utara. Mereka rame-rame pindah massal lantaran tidak
tahan dengan keadaan itu.
Kini kota itu mati dan rusak parah, namun ada beberapa puing tersisa yang menandakan
di sana pernah ada kehidupan.

4. Oradour Sul Glane, Prancis

Sebuah perkampungan kecil bernama Oradur Sul Glane terletak di Prancis menjadi saksi
bisu kekejaan perang dunia ke II. Sekitar 624 dibantai tentara Jerman sebagai bentuk
pembalasan atas perlakuan Negeri Menara Eiffel itu.
Jerman saat itu hendak menyerang di perbatasan Oradour Sul Glane namun kota ini malah
diporak porandakan. Hingga kini kota mati itu menyisakan puing bangunan dan kehidupan
sunyi menyeramkan.

5. Pulau Gunkan Jima, Jepang

Pulau ini masuk dalam wilayah kepulauan Kota Nagasaki, Jepang. Gunkan Jima dalam
bahasa Negeri Matahari Terbit itu berarti kapal perang. Bentuknya dari atas memang terlihat
mirip kapal.
Pulai ini dibeli oleh perusahaan Mitsubishi pada 1890. Mereka memulai proyek batubara dasar
laut di sekitaran pulau. Satu dekade kemudian mereka membangun apartemen untuk para
pekerja.
Populasi pulau itu membengkak pada 1959. Saat minyak bumi menggantikan batubara,
tambang itu mulai ditutup dan penduduk mulai mengosongkan Gunkan Jima.

6. Kadykchan, Rusia

Kota Kadykchan merupakan kota kecil di Rusia yang hancur saat Uni Sovyet runtuh.
Penduduk setempat berusaha berjuang mendapatkan akses air bersih, pelayanan kesehatan,
dan juga sekolah.
Awalnya kota itu berpopulasi 12 ribu orang. Namun pemerintah Rusia menyuruh warga mengosongkan kota itu dan menempati rumah baru di kota lain. Mereka meninggalkan
rumah dengan segala perabotannya. Anda bisa menemukan buku, mainan, pakaian, dan
pelbagai barang di Kadykchan.

7. Kowloon, China

Kowloon, masuk dalam wilayah luar Hong Kong, China. Tempat ini dulunya sebagai basis
tentara Jepang selama perang dunia ke II. Setelah Nippon mengalah pada sekutu, Kowloon
diambil alih penduduk entah datang dari mana.
Saat itu Inggris masih berkuasa atas wilayah Hong Kong menyerukan pemerintah China bertanggung jawab atas Kowloon. Penduduknya tidak taat pada hukum pemerintah Britania.
Penduduk membangun kota mereka seperti labirin bahkan sinar matahari ogah masuk.
Seluruh kota diterangi lampu. Di dalamnya ada rumah bordil, tempat judi, tempat memakai
narkotika, seolah tidak terganggu dengan pemerintahan berwenang.
Baru pada 1993 Kowloon menjadi kota mati lantaran pemerintah China dan Inggris bahu
 membahu menyelesaikan masalah ini dan mengusir penduduk.

8. Varosha, Republik Siprus

Kota Varosha terletak di Republik Siprus bagian utara namun tidak diakui oleh pemerintah
negara ini sebab invasi Turki.
Awalnya pada 1970 kota ini menjadi kota tujuan wisata utama di Cyprus. Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para wisatawan, kota ini membangun berbagai bangunan mewah dan hotel. Namun empat tahun kemudian tentara Turki menduduki kota itu dan memagarinya.
Tidak boleh ada yang keluar masuk kota tersebut tanpa seijin dari tentara Turki dan tentara Perserikatan Bangsa-Bangsanya. Rencana Varosha bakal dikembalikan di bawah tangan
kendali Yunani, namun rencana tersebut tidak pernah terwujud. Hampir selama 34 tahun
kota itu dibiarkan dan tidak ada perbaikan. Perlahan bangunan-bangunan hancur, metal
mulai berkarat, jedela pecah, dan akar-akar tumbuhan menembus dinding dan trotoar.
Di tahun 2010 Pemerintahan Turki bermaksud untuk membuka kembali Varosha untuk
para turis dan kota kembali bisa didiami dan akan menjadi salah satu kota paling berpengaruh.

9. Kolmanskop, Namibia

Kolmanskop merupakan kota hantu di selatan Namibia. Letaknya hanya beberapa kilometer
dari pelabuhan Luderitz. Pada 1908 orang-orang di pelabuhan berbondong-bondong
menuju padang pasir Namib demi mencari berlian dan memang melimpah di sana.
Dalam dua tahun saja, orang-orang Luderitz mampu membangun kota di tengah padang
 pasir dengan baik termasuk menyediakan prasarana tempat judi, sekolah, rumah sakit, serta rumah-rumah eksklusif.

Namun saat perang dunia pertama jual beli berlian menjadi terhenti. Kegiatan perekonomian
kota menurun, dan kebutuhan hidup tidak lagi bisa dipenuhi sebab perang membuat krisis.
Pada 1950 banyak orang mulai meninggalkan kota itu. Kota ini sedikit demi sedikit kembali
tertimbun pasir dan hanya menyisakan sebuah bangunan nampak seperti gedung teater
masih berdiri. Selebihnya rusak digerus pasir, bahkan ada yang sudah tenggelam.
Turis ingin mengunjungi kota hantu ini dilarang pergi malam-malam. Selain karena medan
padang pasir yang kurang bersahabat, konon kota ini dihuni mereka yang tidak kasat mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar