1. The
Simpsons Movie – Myanmar
The
Simpsons Movie (2007)
merupakan versi animasi panjang dari petualangan keluarga Simpsons. Film ini
disutradarai oleh David Sliverman (Monster,
Inc.). Proses distribusi film ini juga mencantumkan Myanmar sebagai
destinasinya.
Tak disangka, rezim militer penguasa Myanmar kala itu
mendesak agar film The Simpsons Movie diboikot. Alasannya? Permintaan boikot
tersebut dipicu oleh warna kuning dan merah yang ada di film tersebut.
Sama-sama diketahui semua tokoh dalam The Simpsons digambarkan mempunya kulit
berwarna kuning. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengapa penggunaan kedua
warna itu dalam film dilarang.
Setelah
melalui beberapa riset, situs New York Times pernah melansir bahwa pihak militer
Myanmar memang memberlakukan proses sensor untuk hampir semua karya yang masuk atau
dibuat di Myanmar. Mulai dari buku, artikel, foto, lukisan, ilustrasi, hingga
puisi harus melalui langkah sensor sebelum diedarkan secara
luas. Pemboikotan The Simpsons Movie dikabarkan tak berjalan lama, meskipun
begitu itu tetap alasan yang aneh untuk memboikot sebuah film.
2.
The
Mighty Morphin Power Rangers - Selandia Baru & Malaysia
Serial The
Mighty Morphin Power Rangers yang
di Indonesia menjadi favorit anak-anak. Namun tidak demikian di beberapa
negara. Selandia Baru menjadi salah satu negara yang memboikot serial anak-anak
ini. Alasannya? Selandia Baru menganggap serial ini menampilkan banyak adegan
kekerasan. Hal ini masuk akal sebenarnya karena dalam tiap episodenya para
Power Rangers memang selalu diceritakan bertempur dengan monster-monster jahat.
Berbeda
dengan Selandia Baru, negara tetangga Malaysia memboikot serial ini dikarenakan
penggunaan judulnya. Kata Morphin dianggap dekat dengan jenis obat-obatan
terlarang morphine. Dikhawatirkan kata tersebut
akan membuat anak-anak yang menonton film ini bingung. Pemerintah Malaysia
khawatir jika anak-anak yang menonton serial ini salah mengerti dan menganggap
morphine sebagai sumber kekuatan Power Rangers.
3.
Genre
Film Perjalanan Waktu – Cina
Berbeda dari negara-negara lain
yang memboikot satu judul film. Pihak otoritas Cina memboikot film-film dengan
genre tertentu. Seperti dikutip oleh Movie Pilot, organisasi pemerintah China
yang menangani hal-hal tentang Radio, Film dan Televisi menyatakan bawha
film-film yang menjadikan sejarah sebagai subyek main-main dalam cerita film
akan kandas dalam tahap penyensoran.
Pemerintah Cina memegang teguh sejarah negaranya, oleh
karena itu jika ada konten yang mengandung unsur-unsur tentang sejarah bisa
ditulis kembali atu diubah, maka pemerintah Cina akan menganggap itu upaya
untuk mengubah sistem politik negara, sehingga langkah boikot pun diambil.
Menurut panduan dari pihak pengawas Radio, Film, dan
Televisi Cina. Film-film yang menceritakan tentang mitos-mitos yang
dimodifikasi, mempunyai cerita plot yang dianggap aneh, mempromosikan teknik
feodal, unsur-unsur takhyul, dan reinkarnasi maka akan mempunyai peluang untuk
diboikot.
4.
Aktris
Claire Danes Dan Semua Filmnya – Manila, Filipina.
Masih ingat dengan aktris pemeran
Juliet dalam film Romeo
& Juliet versi modern
yang dirilis tahun 1996 lalu? Bersama Leonardo DiCaprio, Claire
Danes menghidupkan kisah
cinta abadi yang diadaptasi dari drama karya William Shakespeare. Aktris Claire
Danes ini pernah mengalami pengalaman buruk berhubungan dengan negara
Filipina. Di tahun 1990-an, Claire pernah melakukan syuting di Manila.
Dari pengalamannya tersebut Claire sempat mengutarakan komentar yang menyingung
publik Filipina.
Claire Danes menyebut Manila kota yang aneh dan menyeramkan, bahkan Claire sempat menyebut kota ini bau kecoak
dengan tikus di mana-mana karena Manila tak mempunyai saluran sanitasi yang
baik. Orang-orang Manila tak punya apa-apa, bahkan mereka tak punya kaki,
tangan, dan mata.
Komentar
tersebut mengundang respon keras dari pemerintahan Filipina. Presiden Joseph Estrada yang pada waktu itu masih memerintah
memberlakukan boikot untuk Claire Danes.
Tak hanya orangnya yang diboikot, semua film yang dibintangi Claire
Danes dilarang edar di
Filipina. Hal tersebut akan terus diberlakukan hingga Claire
Danes meminta maaf. Akhirnya sang artis pun meminta maaf.
5.
Winnie
The Pooh – Tuszyn, Polandia
Kalau serial animasi Spongebob di Indonesia pernah menjadi
kontroversi karena sebagian pihak menganggapnya memberikan efek negatif untuk
anak-anak. Kali ini sebuah kota di negara Polandia memboikot serial kartun Winnie
The Pooh. Pemerintah kota Tuszyn menganggap bahwa Winnie The Pooh
menggambarkan sebuah penyimpangan seksual, tidak jelas antara laki-laki atau
perempuan, selain itu karakter Winnie The Pooh juga menggambarkan cara
berpakaian yang tak baik.
“Itu
(Winnie The Pooh) karakter yang separuh
telanjang, hal itu tak baik untuk anak-anak, Teddy Bear saja memakai baju
lengkap dari kepala hingga kaki, tak seperti Pooh yang hanya memakai kaos
hingga menutup separuh perutnya saja,” ungkap Ryszard
Cichy,salah satu anggota dewan kota Tuszyn seperti dikutip Moviepilot.
http://www.muvila.com/film/artikel/5-kasus-sensor-dan-boikot-film-ini-dianggap-aneh-150915f-page1.html