1.Ilha da Queimada Grande - Brasil
Pulau yang terletak di lepas pantai
Brasil ini tak ubahnya pulau seram di film-film thriller, dengan ular-ular
berbisa berkeliaran. Tak ada manusia yang hidup di sana. Bahkan untuk
memasukinya, kita harus mendapat izin khusus dari Angkatan Laut Brasil terlebih
dahulu.
Dilansir Atlas Obscura, Ilha da Queimada Grande adalah rumah bagi spesies ular Bothrops insularis, salah satu reptil paling mematikan di Amerika Selatan. Konsentrasi mereka diperkirakan 1-5 per per meter persegi. Ular ini bertanggung jawab atas 90 persen dari kematian karena gigitan ular di Brasil.
2.Pulau North Sentinel -
India
merupakan bagian
dari Kepulauan Andaman dan Nicobar. Sesungguhnya pulau tersebut merupakan
daratan yang indah dan subur, dengan hutan hijau lebat dan spesies
binatang-binatang eksotis di dalamnya.
Tak ada ratusan
ular berbisa yang mengancam nyawa di sini. Namun menurut The Richest penduduk
asli di pulau inilah yang menjadi sumber bahaya bagi para pendatang. Suku
primitif yang mendiami pulau ini sangat melindungi tempat tinggal mereka.
Mereka kerap melemparkan tombak dan panah kepada perahu atau helikopter yang
mencoba mendekati wilayah pantai.
3. Pulau Ramree – Myanmar
Kalau Ilha da Queimada Grande dihuni oleh ular-ular beludak paling berbisa
di muka bumi, maka Pulau Ramree dikuasai oleh salah satu spesies reptil
terbesar di muka bumi, buaya muara.
Dilansir The Richest, rawa-rawa di pulau tersebut dipenuhi buaya ganas yang siap memangsa siapa saja. Pada masa Perang Dunia, Guinness World Records mencatat insiden menyeramkan yang melibatkan buaya muara Ramree. Sekitar 1.000 tentara Jepang yang menyelamatkan diri dari gempuran Sekutu ke pulau tersebut tewas dimangsa kawanan buaya. Peristiwa itu kemudian tercatat sebagai 'Bencana terbesar yang disebabkan hewan' dan 'Serangan buaya paling ganas' di Guinness Book of Records.
Dilansir The Richest, rawa-rawa di pulau tersebut dipenuhi buaya ganas yang siap memangsa siapa saja. Pada masa Perang Dunia, Guinness World Records mencatat insiden menyeramkan yang melibatkan buaya muara Ramree. Sekitar 1.000 tentara Jepang yang menyelamatkan diri dari gempuran Sekutu ke pulau tersebut tewas dimangsa kawanan buaya. Peristiwa itu kemudian tercatat sebagai 'Bencana terbesar yang disebabkan hewan' dan 'Serangan buaya paling ganas' di Guinness Book of Records.
Photo source: Historum
4. Poveglia - Italia
Pulau ini merupakan perwujudan
film horor di dunia nyata. Sekitar 160.000 jasad yang terinfeksi wabah
mematikan terkubur di kuburan massal di salah satu sudut pulau. Belum lagi
arwah-arwah yang konon bergentayangan di seluruh pulau. Tak heran kalau pulau
di kawasan Laguna Venesia itu dikenal dengan nama pulau kematian Venesia.
Tadinya, Poveglia difungsikan sebagai tempat karantina bagi para penderita wabah pada tahun 1793-1814. Pulau itu kemudian diubah menjadi instalasi perawatan untuk pasien-pasien sakit mental. Kabarnya di sana berlangsung eksperimen-eksperimen berbahaya. Setelah rumah sakit ditutup pada tahun 1968, pulau itu ditinggalkan sama sekali.
5.Vozrozhdeniya
- Kazakhstan & Uzbekistan
Pulau
di perbatasan Uzbekistan dan Kazakhstan ini dulunya merupakan fasilitas
laboratorium Soviet Microbiological Warfare Group. Dari pulau inilah, Uni
Soviet menciptakan senjata biologi paling mematikan mereka, yaitu wabah campak
dan anthrax.
Untuk eksperimen, mereka biasa melepaskan virus
tersebut di sekitar pulau duntuk kemudian dicatat dampaknya pada hewan-hewan
ternak. Setelah menjadi ladang percobaan selama 40 tahun, wabah dari
Vozrozhdeniya akhirnya menyebar ke daratan utama dan menjangkiti manusia.
Setelah perang usai, pemerintah Soviet mencoba
menutupi aktivitas mereka di Vozrozhdeniya dengan menyembunyikan virus-virus
tersebut dalam tong baja dan menguburnya di sekitar pulau. Namun upaya ini
gagal mencegah penyebaran virus anthrax di sana. Bisa dikatakan, air dan tanah
di Vozrozhdeniya telah tercemar oleh virus. Bukan tidak mungkin wabah yang
tertidur di bawah tanahnya kelak akan menyebar ke daratan-daratan lain di
sekitarnya.
6.Kepulauan Farallon - Amerika Serikat
Sebenarnya, pulau kecil yang
terletak di lepas pantai San Francisco ini cukup indah. Selain itu, Farallon
merupakan kawasan konservasi untuk ikan paus, anjing laut dan hiu, dan beberapa
spesies burung laut.
Masalahnya, Farallon juga sempat
berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah nuklir. Sejak tahun 1946-1970, laut
di sekitar Farallon digunakan untuk membuang limbah dengan konsentrasi
radioaktif tinggi. Sebagian besar merupakan hasil eksperimen yang berbahaya
bagi makhluk hidup.
Upaya untuk mengamankan limbah yang dibuang dalam puluhan ribu kontainer itu sulit dilakukan. Pasalnya titik lokasi pembuangan tidak berhasil diketahui sampai sekarang.
7. Bikini Atoll - Amerika Serikat
Atol di Kepulauan Marshall ini merupakan salah satu Situs
Warisan Dunia UNESCO. Bukan karena kekayaan alam atau situs bersejarah yang ada
di sana. Namun karena pulau tersebut sempat menjadi lokasi uji coba bom nuklir
AS. Kegagalan uji coba itu membuat UNESCO menobatkan Bikini Atoll sebagai
'simbol berakhirnya masa bom nuklir'.
Menurut Telegraph UK, pulau ini sudah dinyatakan aman untuk dihuni kembali pada tahun 1997. Namun mengonsumsi sumber makanan dari pulau sangat tidak disarankan. Selain itu, pantai di sekitar Bikini Atoll juga dipenuhi hiu ganas. Menjadikan pulau ini semakin tak menarik untuk dihuni.
Menurut Telegraph UK, pulau ini sudah dinyatakan aman untuk dihuni kembali pada tahun 1997. Namun mengonsumsi sumber makanan dari pulau sangat tidak disarankan. Selain itu, pantai di sekitar Bikini Atoll juga dipenuhi hiu ganas. Menjadikan pulau ini semakin tak menarik untuk dihuni.
http://www.merdeka.com/gaya/seram-5-pulau-ini-terlalu-mengerikan-untuk-dihuni-manusia/ilha-da-queimada-grande-brasil.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar