Kamis, 17 September 2015

5 Kasus Sensor dan Boikot Film Ini Dinilai Unik

      1. The Simpsons Movie – Myanmar

The Simpsons Movie (2007) merupakan versi animasi panjang dari petualangan keluarga Simpsons. Film ini disutradarai oleh David Sliverman (Monster, Inc.). Proses distribusi film ini juga mencantumkan Myanmar sebagai destinasinya. 
Tak disangka, rezim militer penguasa Myanmar kala itu mendesak agar film The Simpsons Movie diboikot. Alasannya? Permintaan boikot tersebut dipicu oleh warna kuning dan merah yang ada di film tersebut. Sama-sama diketahui semua tokoh dalam The Simpsons digambarkan mempunya kulit berwarna kuning. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengapa penggunaan kedua warna itu dalam film dilarang. 
Setelah melalui beberapa riset, situs New York Times pernah melansir bahwa pihak militer Myanmar memang memberlakukan proses sensor untuk hampir semua karya yang masuk atau dibuat di Myanmar. Mulai dari buku, artikel, foto, lukisan, ilustrasi, hingga puisi harus melalui langkah sensor sebelum diedarkan secara luas. Pemboikotan The Simpsons Movie dikabarkan tak berjalan lama, meskipun begitu itu tetap alasan yang aneh untuk memboikot sebuah film.

2.      The Mighty Morphin Power Rangers - Selandia Baru & Malaysia
Serial The Mighty Morphin Power Rangers yang di Indonesia menjadi favorit anak-anak. Namun tidak demikian di beberapa negara. Selandia Baru menjadi salah satu negara yang memboikot serial anak-anak ini. Alasannya? Selandia Baru menganggap serial ini menampilkan banyak adegan kekerasan. Hal ini masuk akal sebenarnya karena dalam tiap episodenya para Power Rangers memang selalu diceritakan bertempur dengan monster-monster jahat.
Berbeda dengan Selandia Baru, negara tetangga Malaysia memboikot serial ini dikarenakan penggunaan judulnya. Kata Morphin dianggap dekat dengan jenis obat-obatan terlarang morphine. Dikhawatirkan kata tersebut akan membuat anak-anak yang menonton film ini bingung. Pemerintah Malaysia khawatir jika anak-anak yang menonton serial ini salah mengerti dan menganggap morphine sebagai sumber kekuatan Power Rangers.

3.      Genre Film Perjalanan Waktu – Cina
Berbeda dari negara-negara lain yang memboikot satu judul film. Pihak otoritas Cina memboikot film-film dengan genre tertentu. Seperti dikutip oleh Movie Pilot, organisasi pemerintah China yang menangani hal-hal tentang Radio, Film dan Televisi menyatakan bawha film-film yang menjadikan sejarah sebagai subyek main-main dalam cerita film akan kandas dalam tahap penyensoran.
Pemerintah Cina memegang teguh sejarah negaranya, oleh karena itu jika ada konten yang mengandung unsur-unsur tentang sejarah bisa ditulis kembali atu diubah, maka pemerintah Cina akan menganggap itu upaya untuk mengubah sistem politik negara, sehingga langkah boikot pun diambil.
Menurut panduan dari pihak pengawas Radio, Film, dan Televisi Cina. Film-film yang menceritakan tentang mitos-mitos yang dimodifikasi, mempunyai cerita plot yang dianggap aneh, mempromosikan teknik feodal, unsur-unsur takhyul, dan reinkarnasi maka akan mempunyai peluang untuk diboikot.

4.      Aktris Claire Danes Dan Semua Filmnya – Manila, Filipina.
Masih ingat dengan aktris pemeran Juliet dalam film Romeo & Juliet versi modern yang dirilis tahun 1996 lalu? Bersama Leonardo DiCaprio, Claire Danes menghidupkan kisah cinta abadi yang diadaptasi dari drama karya William Shakespeare. Aktris Claire Danes ini pernah mengalami pengalaman buruk berhubungan dengan negara Filipina. Di tahun 1990-an, Claire pernah melakukan syuting di Manila. Dari pengalamannya tersebut Claire sempat mengutarakan komentar yang menyingung publik Filipina.
Claire Danes menyebut Manila kota yang aneh dan menyeramkan, bahkan Claire sempat menyebut kota ini bau kecoak dengan tikus di mana-mana karena Manila tak mempunyai saluran sanitasi yang baik. Orang-orang Manila tak punya apa-apa, bahkan mereka tak punya kaki, tangan, dan mata.
Komentar tersebut mengundang respon keras dari pemerintahan Filipina. Presiden Joseph Estrada yang pada waktu itu masih memerintah memberlakukan boikot untuk Claire Danes. Tak hanya orangnya yang diboikot, semua film yang dibintangi Claire Danes dilarang edar di Filipina. Hal tersebut akan terus diberlakukan hingga Claire Danes meminta maaf. Akhirnya sang artis pun meminta maaf.

5.      Winnie The Pooh – Tuszyn, Polandia
Kalau serial animasi Spongebob di Indonesia pernah menjadi kontroversi karena sebagian pihak menganggapnya memberikan efek negatif untuk anak-anak. Kali ini sebuah kota di negara Polandia memboikot serial kartun Winnie The Pooh. Pemerintah kota Tuszyn menganggap bahwa Winnie The Pooh menggambarkan sebuah penyimpangan seksual, tidak jelas antara laki-laki atau perempuan, selain itu karakter Winnie The Pooh juga menggambarkan cara berpakaian yang tak baik.
“Itu (Winnie The Pooh) karakter yang separuh telanjang, hal itu tak baik untuk anak-anak, Teddy Bear saja memakai baju lengkap dari kepala hingga kaki, tak seperti Pooh yang hanya memakai kaos hingga menutup separuh perutnya saja,” ungkap Ryszard Cichy,salah satu anggota dewan kota Tuszyn seperti dikutip Moviepilot.
 http://www.muvila.com/film/artikel/5-kasus-sensor-dan-boikot-film-ini-dianggap-aneh-150915f-page1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar